AHLAN WA SAHLAN

anda nyasar digubuk kami? jangan sungkan silahkan masuk dulu.

Jumat, 13 Maret 2009

tadhlil siyasy

Makna
Tadhlîl (penyesatan) berasal dari dhallala yang akar katanya dhalla. Di dalam Tâj al-‘Urûs dikatakan dhalla asy-syay’a jika sesuatu itu tersembunyi dan ghaib (tidak tampak). Tadhlîl artinya menjadikannya dhalâl, yaitu menjadikannya tersembunyi dan tidak tampak. Prof. Dr. Ruwas Qal’a Ji di dalam Mu’jam Lughah al-Fuqahâ’ (1/133) mengatakan, tadhlîl berasal dari dhallala, artinya sengaja menyembunyikan sebagian perkara agar orang yang mencari atau membahasnya tidak tertunjuki kepada apa yang ia inginkan. Sedangkan siyâsiy adalah sifat dari aktifitas penyesatan itu. Berasal dari kata siyasah (politik) yang maknanya adalah pengaturan urusan masyarakat dan pemeliharaan kemaslahatan dan kepentingan mereka.


Ringkasnya, tadhlîl siyâsiy maknanya adalah penyesatan politik, yaitu menyembunyikan sesuatu atau menjadikan sesuatu tidak tampak, dalam konteks pengaturan urusan masyarakat dan pemeliharaan kemaslahatan serta kepentingan mereka. Penyesatan politis itu adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan urusan masyarakat sehingga hakikat suatu masalah bisa disembunyikan dan yang tampak adalah sesuatu yang lain. Penyesatan politis itu dalam perpolitikan sekarang ini menjadi fenomena keseharian, baik ditingkat internasional atau nasional.

Contoh Penyesatan Politik
Di tingkat internasional contohnya, invasi AS ke Irak dikatakan sebagai pembebasan. Padahal hakikatnya adalah agresi dan penjajahan. Penggunaan kata terorisme juga tidak lebih dari sebuah penyesatan politis. Terorisme digunakan untuk memberangus umat Islam yang melawan AS. Buktinya, teroris yang dimaksudkan sebenarnya oleh Bush adalah siapapun yang melawan AS. “Either with us or with terrorists,” ujar Bush.
Penyesatan itu kadang kala dilakukan dengan menyebut sesuatu dengan sebutan lain. Contohnya, utang disebut bantuan. Dengan perubahan sebutan itu sebenarnya telah menyembunyikan hakikat utang dan menanamkan di benak orang persepsi utang itu sebagai bantuan. Dengan sebutan itu, utang luar negeri akhirnya dianggap sebagai kebaikan hati asing dan seakan tidak ada kewajiban mengembalikan apalagi disertai bunga. Dengan sebutan itu hakikat utang sebagai alat penjajahan untuk memerangkap dan menjerat negara pengutang jadi tidak tampak.
Kadang kala juga penyesatan politis itu dilakukan dengan menggambarkan suatu masalah sebagai masalah lain yang jauh dari hakikat masalah. Contohnya, masalah ahmadiyah, lebih ditonjolkan masalah kekerasan dan hak hidup. Itu untuk menyesatkan supaya terbentuk persepsi bahwa siapa saja yang mempermasalahkan ahmadiyah adalah orang yang membenarkan kekerasan kepada orang ahmadiyah; atau berarti ingin menghabisi orang ahmadiyah. Lebih dari itu, penyesatan politik dilakukan oleh gabungan kelompok sosialis, kristen dan kaum liberal dalam iklan mereka di berbagai media nasional (26/5/2008). Mereka tegas-tegas menyatakan bahwa pihak yang tidak setuju dengan Ahmadiyah sebagai perusak Indonesia dan memporakporandakannya. Padahal masalah ahmadiyah hakikatnya adalah masalah kesesatan dari akidah Islam dan pengacak-acakan ajaran Islam. Mereka telah menodai al-Quran dan menyimpang dari Islam. Mereka melanggar hak asasi umat Islam dalam memegang teguh dasar-dasar akidahnya. Persoalan kekerasan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sebenarnya merupakan dampak dari lambannya sikap pemerintah.
Dalam kasus mutakhir yaitu kenaikan harga Premium, Solar dan Minyak Tanah, jika kita amati banyak terjadi penyesatan politis. Kenaikan harga itu tidak mau disebut kenaikan harga, tetapi disebut pengurangan subsidi BBM. Padahal hakikatnya adalah kenaikan harga BBM.
Juga dikatakan kenaikan itu untuk menyelamatkan APBN agar perekonomian nasional selamat. Padahal dalam APBN 2008 dinyatakan, APBN itu hanya 20 % dari PDB atau dengan kata lain hanya 20 % dari kue perekonomian nasional. Sementara dengan kenaikan harga BBM yang terkena dampak negatifnya adalah perekonomian nasional seluruhnya. Artinya untuk menyelamatkan yang 20 % itu, justru 80 % dari perekonomian nasional terkena dampak negatifnya.
Dikatakan, jika kalau subsidi BBM mendorong pemborosan. Faktanya, konsumsi BBM Indonesia berada di urutan 116 dari negara-negara di dunia. Singapura yang BBM-nya tidak disubsisi, justru berada di ranking 1 konsumsi BBM dunia.
Diantara alasan kenaikan harga BBM itu karena subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya yang diidentikkan dengan pemilik mobil pribadi. Padahal jumlah pemilik mobil mewah hanya < 5 % (< 10 juta). Faktanya, BBM jelas dipakai oleh semua orang termasuk seluruh orang miskin. Bukankah BBM itu juga dipakai oleh sopir Bus, Metromini, mikrolet, angkot, sopir truk pengangkut barang, nelayan, para penumpang angkutan umum (bus, metromini, mikrolet, angkot, dsb) yang mereak itu semuanya bukan pemilik mobil pribadi atau bukan orang kaya. Dengan kenaikan harga BBM, harga-harga barang naik, akibatnya dirasakan oleh semua orang termasuk orang yang tidak pernah naik kendaraan (kalau ada) karena barang-barang itu diangkut dan didistribusikan dengan kendaraan pengangkut yang menggunakan BBM.
Di sisi lain, subsidi yang jelas hanya dinikmati orang kaya tetap dipertahankan. Impor gandum, PPn-nya dibayar pemerintah, jelas subsidi itu lebih dinikmati pengusaha dan mereka adalah orang kaya (malah mungkin super kaya). Lebih dari 600 triliun uang dikucurkan untuk rekapitulasi Bank. Yang paling banyak menikmati adalah para pemilik Bank itu dan mereka adalah orang-orang yang sangat kaya. Malah mereka yang ngemplang dana rekap itu begitu mudah dimaafkan dan dianggap lunas. Jika kepada mereka “pemerintah” begitu dermawan, kenapa untuk subsidi BBM yang dinikmati masyarakat kebanyakan pemerintah terlihat begitu berat dan pelit?
Begitulah, umat Islam perlu memiliki kesadaran politik. Salah satunya, memahami adanya penyesatan politik (tadhlil siyasiy). Tanpa memahami tadhlil siyasiy umat akan mudah dijadikan bulan-bulanan. Sebaliknya, umat yang mengetahui penyesatan politik akan mampu melakukan kebangkitan dan tidak mudah dininabobokan.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

ignorance makes me want to learn from the smallest

Hadist Pilihan

Rasulullah saw. juga bersabda: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» Siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti akan membukakan baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan melebarkan sayap keridhaan bagi seorang pencari ilmu. Sesungguhnya seluruh makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi hingga bahkan ikan-ikan di dasar lautan akan memintakan ampunan kepada Allah bagi seorang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan cahaya bulan purnama pada malam hari atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya pula, orang-orang yang berilmu (para ulama) adalah pewaris para nabi, sementara para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, ia berarti telah mengambil bagian yang sangat besar. (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi)

  ©Design by extron_ton.