AHLAN WA SAHLAN

anda nyasar digubuk kami? jangan sungkan silahkan masuk dulu.

Senin, 19 Oktober 2009

do'a-do'a kami tidak di kabulkan

Adalah Ibrahim bin Adham rahimahullah (w.162 H), seorang ulama yang terkenal dengan kezuhudan dan ibadahnya, suatu hari ketika beliau sedang berjalan-jalan di pasar Bashrah, orang-orang mengerumuninya dan bertanya, "Wahai Abu Ishaq (panggilan Ibrahim bin Adham), sudah sejak lama kami memanjatkan do'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a-do'a kami tidak di kabulkan?

Padahal Dia telah berfirman dalam kitab-Nya; "Berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do'a kalian." (QS.Ghoofir : 60).

Abu Ishaq menjawab, "Hal itu dikarenakan hati kalian telah mati dengan sepuluh perkara berikut :

Pertama : Kalian mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya.

Ke-dua : Kalian mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi meninggalkan sunnahnya.

Ke-tiga : Kalian membaca al-Qur’an tetapi tidak mengamalkan isinya.

Ke-empat : Kalian memakan nikmat-nikmat Allah SWT tetapi tidak pernah pandai mensyukurinya.

Ke-lima : Kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh, tetapi kalian justru mengikuti langkahnya.

Ke-enam : Kalian katakan bahwa surga itu adalah haq (benar adanya), tetapi kalian tidak melakukan amal-amal yang mengantar ke sana..

Ke-tujuh : Kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq (benar adanya), tetapi kalian tidak lari dari panas siksanya.

Ke-delapan : Kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya), tetapi kalian tidak mempersiapkan diri ke sana.

Ke-sembilan : Kalian sibuk mengurusi kekurangan orang lain, tetapi lupa akan kekurangan diri kalian sendiri.

Ke-sepuluh : Kalian menguburkan jenazah, akan tetapi tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa kematian."


(Hilyatu Al-Awliya wa Thabaqat Al-Ashfiya' / Al-Hafizh Abu Nu'aim Ahmad bin Abdillah Al-Ashbahani / Jilid 5 / Hlm 1352 / Penerbit Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Beirut / 1989 M - 1409 H.)

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

ignorance makes me want to learn from the smallest

Hadist Pilihan

Rasulullah saw. juga bersabda: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» Siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti akan membukakan baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan melebarkan sayap keridhaan bagi seorang pencari ilmu. Sesungguhnya seluruh makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi hingga bahkan ikan-ikan di dasar lautan akan memintakan ampunan kepada Allah bagi seorang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan cahaya bulan purnama pada malam hari atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya pula, orang-orang yang berilmu (para ulama) adalah pewaris para nabi, sementara para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, ia berarti telah mengambil bagian yang sangat besar. (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi)

  ©Design by extron_ton.