AHLAN WA SAHLAN

anda nyasar digubuk kami? jangan sungkan silahkan masuk dulu.

Sabtu, 16 Mei 2009

NEGARA ISLAM SAUDI ARABIA

Ketika kita berdiskusi tentang konsep khilafah, tentu akan ada pertanyaan apakah Arab Saudi bisa dikatakan sebagai Negara islam yang ideal?
Saudi Arabia merupakan salah satu Negara di dunia islam yang cukup strategis, terutama di Negara tersebut terdapat Baitullah yang menjadi pusat ibadah haji kaum muslim seluruh dunia. Negara ini kadang dijadikan cerminan negara yang menerapkan syariah islam secara menyeluruh.
Salah satu kehebatan negara Saudi selama ini adalah keberhasilannya dalam menipu kaum muslim, seakan-akan negaranya merupakan negara yang menerapkan Al Quran dan Sunnah. Kerajaan Saudi juga menampilkan diri sebagai pelayan umat, hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi kaum muslimin seluruh dunia. Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok islam maupun negeri-negeri islam untuk mencitrakan mereka sebagai pelayan umat dan penjaga dua masjid suci (Khadim al-Haramain)
Akan tetapi citra seperti itu semakin pudar mengingat sepak terjang keluarga kerajaan selama ini, terutama persahabatannya dengan AS yang mengorbankan kaum muslimin. Arab Saudi menjadi pendukung penuh AS baik secara politis maupun ekonomi dalam perang teluk II, Saudi juga mendukung serangan AS ke Afghanistan dan berada disisi AS untuk memerangi teroris. Untuk membuktikan kesetiaanya itu, pada 17 Juni 2002 mengumumkan bahwa aparatnya telah menahan enam orang warga negaranya dan seorang warga Sudan yang didakwa menjadi anggota Al Qaeda.. Tujuh orang itu didakwa berencana menyerang pangkalan militer AS dengan rudal SAM7. Masih dalam rangka kampanye AS ini, Saudi menghabiskan jutaan dolar untuk membuat opini umum, bahwa Saudi adalah mitra AS dalam 'perang antiterorisme' (K.com, newsweek,03/5/2002).
Diamnya kerajaan Saudi beberapa waktu lalu terhadap pembantaian saudara seaqidah dipalestina oleh aggressor zionis merupakan bukti nyata ketidakberpihakan negara tersebut kepada kaum muslimin. Belum Lama berlalu setelah Israel mengebom Gaza hingga berkeping-keping, pesawat-pesawat Saudi melakukan pameran akrobatik di udara di Al-Ain Air Show Uni Emirat Arab.
Alih-alih mengerahkan pesawat-pesawat tempur jet itu ke Palestina, para pemimpin Saudi dengan bangga menghibahkan 61 truk bermuatan penuh berisi makanan , 30 ambulance dan suplai obat-obatan yang sedikit untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.(ra/kcom/hti/maret/2009) Dan terus membiarkan aksi penjajah Israel melakukan pembunuhan, tanpa ada upaya melakukan pembelaan kepada rakyat Palestina.
Penguasa Saudi juga dikenal kejam terhadap kelompok-kelompok islam yang mengkritisi kekuasaanya. Banyak ulama berani dan shalih yang dipenjarakan hanya karena mengkritik keluarga kerajaan dan pengurusannya terhadap umat. Tidak hanya itu, tingkah polah keluarga kerajaan dengan gaya hidup kapitalisme sangat menyakitkan hati umat. Mereka hidup bernewah-mewah, sementara pada saat yang sama mereka membiarkan rakyat Iraq dan Afghanistan hidup menderita akibat tindakan AS yang terus-menerus dijadikan Saudi sebagai mitra dekat.
Benarkah Saudi merupakan negara islam?
Jawabannya, "TIDAK SAMA SEKALI".
Apa yang dilakukan oleh negara ini justru banyak menyimpang dari syariat islam. Beberapa bukti antara lain:
Berkaitan dengan system pemerintahan, dalam pasal 5a konstitusi Saudi ditulis; pemerintahan yang berkuasa di Kerajaan Saudi adalah kerajaan. Dalam system kerajaan berarti kedaulatan mutlak ada ditangan raja. Rajalah yang berhak membuat Hukum. Meskipun Saudi menyatakan bahwa negaranya berdasarkan pada Al Quran dan Sunnah. Dalam praktiknya, dekrit rajalah yang paling berkuasa dalam hukum. Semantara itu, dalam islam bentuk negara adalah Khilafah Islamiyah, dengan kedaulatan ada ditangan Allah SWT.
Dalam system kerajaan, rajalah yang juga menentukan siapa penggantinya; biasanya adalah anaknya atau dari kerabat dekat, sebagaimana tercantum dalam pasal 5c; Raja memilih penggantinya dan diberhentikan lewat dekrit kerajaan. Siapapun mengetahui, siapa yang menjadi raja di Saudi haruslah orang yang sejalan dengan kebijakan AS. Sementara itu, dalam islam Khalifah dipilih oleh rakyat secara sukarela dan penuh keridhaan.
Dalam bidang ekonomi, dalam praktiknya, Arab Saudi menerapkan system ekonomi kapitalis. Ini tampak dari diperbolehkannya riba (bunga) dalam transaksi nasional maupun internasional negara itu. Hal ini tampak dari banyak beroperasinya bank ribawi di Saudi seperti The British Saudi Bank, American Saudi Bank, dan Arab National Bank, hal ini dibenarkan berdasarkan bagian b pasal 1 undang-undang yang dikeluarkan raja (no M/5 1386H).
Saudi juga menjadi penyumbang saham IMF, organisasi bentukan AS yang menjadi lintah darat yang menjerat dunia islam dengan riba. Saudi adalah penanam saham no.6 yang terbesar dalam organisasi itu.
Ada bukti lain yang menunjukkan bahwa ekonomi Saudi adalah ekonomi Kapitalis, yakni bahwa Saudi menjadikan tambang minyak sebagai milik individu keluaga kerajaan dan perusahaan asing, padahal minyak adalah milik umum yang tidak boleh diberikan kepada individu.
Kerajaan Saudi juga dibangun atas dasar rasialisme dan nasionalisme, hal ini tampak dari pasal 1 konstitusi Saudi yang tertulis; kerajaan Saudi adalah negara islam Arab yang berdaulat. Sementara itu dalam islam Khilafah adalah negara islam bagi seluruh kaum muslim didunia, tidak hanya khusus orang arab. Atas dasar nasionalisme, Raja Fadh pada 1997 mengusir ratusan ribu muslim dari luar Saudi (sebagian besar dari India, Pakistan, mesir, dan Indonesia) karena mereka dicap sebagai pekerja illegal. Bahkan untuk beribadah haji saja mereka harus memiliki paspor dan visa.
Dengan demikian menyebut Saudi adalah negara islam meski disana diterapkan hukum rajam, haruslah melihat secara menyeluruh system yang diterapkannya. Tidak bisa diklaim dari satu sisi dalam menilai suatu negara adalah darul islam atau bukan.
Karena sebuah konsep negara islam yan ideal adalah menerapkan seluruh aturan-aturan Illahiyah tanpa setengah-setengah.
Terakhir mari kita renungkan Frman Allah :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ
أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا
“Tidakkah kamu melihat orang-orang yang mengira dirinya beriman kepada apa saja yang diturunkan kepadamu serta apa yang diturunkan sebelummu? Mereka ingin berhukum kepada ‘Taghut’, sedangkan mereka diperintahkan agar menolaknya. Sesungguhnya syaitan ingin menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya.” (Q.s An-Nisâ’: 60).
Allah A'lam[]

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

ignorance makes me want to learn from the smallest

Hadist Pilihan

Rasulullah saw. juga bersabda: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» Siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti akan membukakan baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan melebarkan sayap keridhaan bagi seorang pencari ilmu. Sesungguhnya seluruh makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi hingga bahkan ikan-ikan di dasar lautan akan memintakan ampunan kepada Allah bagi seorang yang berilmu. Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan cahaya bulan purnama pada malam hari atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya pula, orang-orang yang berilmu (para ulama) adalah pewaris para nabi, sementara para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambil ilmu, ia berarti telah mengambil bagian yang sangat besar. (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi)

  ©Design by extron_ton.